Sejarah Harianku

Minggu, 03 Januari 2016

Mengapa Cinta Selalu Berakhir Dengan Kesedihan?

Cinta, apakah kau yakin dengan cinta? Apakah cinta yang kamu rasakan saat ini adalah cinta yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan terus menjadi cintamu untuk selamanya?

Apakah cinta tak pernah membuatmu terjatuh? Jika ia...

"brak!!" suara tabrakan yang membuat langkahku terhenti. "aduh.. Maaf, maaf, aku nggak sengaja.." kata seorang perempuan yang terjatuh karena menabrakku tadi. "oh, nggak apa-apa kok. Kamu baik-baik saja kan? Sini, biar aku bantu" ucapku. "makasih.." kata si perempuan itu sambil menerima uluran tanganku.
Sesaat setelah berdiri dan kembali rapi, perempuan itu langsung saja berlalu dan mulai mempercepat langkahnya. Aku terdiam sejenak, memikirkan apa yang baru saja terjadi, mengingat-ingat kembali sosok perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi.. "hey!! Buruan! ini jamnya pak Unggul loh.." suara dari belakang memanggilku. "oh, elu Fa, ayo.." jawabku.
Kami pun mulai melangkah menuju ke kelas yang jaraknya lumayan jauh dari Pendopo sekolah tempatku berdiri ini. "tadi itu siapa?" tanya Alfa di selah-selah langkah kami. "yang tadi? Siapa?" tanyaku kembali. "yahh.. Pura-pura bego', cewek yang nabrak lo tadi itu siapa?" jelas Alfa. "ooo.. Cewek yang tadi? Gue nggak tau juga tuh, ketemu aja baru tadi." jawabku. "ohh.. Eh, tapi dia cantik juga, Kira-kira dia kelas berapa yah?"."iya juga sih, tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi, kita kenalan.." janjiku kepada Alfa"beneran yah? Awas lo kalau kenalannya nggak ngajak-ngajak gue" ancam Alfa. "iya deh.. Gue janji" jawabku.

Bel pulang telah berdering, gerbang sekolah ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang ingin pulang..
Tapi pandanganku tak berpaling lagi setelah ku lihat seorang wanita sedang terdiam manis di Pendopo. "wah, betul kata Alfa. Kau memang cantik" batinku. Perempuan yang berdiri itu adalah perempuan yang menabrakku tadi pagi di Pendopo sekolah. Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar kenalan.. Tapi, baru saja ku memulai langkah, ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan ternyata orang itu adalah Alfa teman dekatku sendiri. "duh, katanya kalau mau kenalan harus barengan, barengan apaan kalau kayak gini?" batinku. Terpaksa keinginan untuk berkenalan dengannya harus ku tahan dulu, ini bukan waktu yang tepat menurutku..

Sesampai di rumah, otakku masih saja memikirkan siapa sebenarnya wanita itu, apakah anak baru? Atau hanya aku saja yang baru melihatnya? "cewek itu, namanya.. siapa yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Di kamar kesayangan, ku coba mengingat-ingat kembali paras wajahnya.. Sungguh, dia memang menawan. Kulitnya yang putih, rambutnya yang lurus terurai, matanya yang indah, apalagi jika ditambah dengan ekspresi panik seperti tadi.. Kau semakin cantik. Ada getaran aneh jika memikirkannya. Padahal baru ketemu.. Perasaan apa ini? Cinta? Ini tidak mungkin cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..

Hari telah berganti lagi. seperti biasanya, ke sekolah..
Aku adalah siswa di salah satu SMP di Tangerang, namaku Za. Sekarang aku duduk di bangku kelas 7 dengan umur 13 tahun, dan bicara tentang hobi, aku lebih senang dengan hal-hal yang berbau musik Elektronik.

Di sekolah, suasana masih seperti biasanya, pak satpam yang menjaga di Pendopo sekolah, kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi setiap sudut sekolah, dan para wali kelas yang sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada satu yang beda.. Entah kenapa di pagi ini ada panggung kecil di tengah lapangan, dan di sana telah banyak orang yang berkumpul. Dentingan suara mic mulai terdengar dari speaker, dan setelah itu terdengar suara alunan gitar acoustic yang dibarengi dengan suara yang lembut. "you know all the things i said, you know all the things that we have down, and the things i gave to you.." yang mengalun indah, memenuhi seluruh lapangan sekolah. Terdengar enak dan merdu di telinga. Rasa penasaran mulai menyerang pikiranku, ku perdekat langkah ke panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi semerdu itu. Langkahku semakin dekat, dan dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang bernyanyi di panggung itu. "itu kan cewek yang kemarin?" tanyaku di dalam hati. 
Sungguh dia memang wanita yang keren. selain cantik, dia bisa main musik juga, sambil nyanyi pula. Salut! "gimana? Keren kan?" suara dari samping kanan membuatku spontan menjawab tanpa menoleh "keren banget!". "kamu suka?" tanya suara itu lagi, tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan menoleh "elo Fa? Ngapain kamu nanya-nanya gitu?". "gini bro, soalnya semua ini saran gue ke Yuki, biar orang-orang tertarik masuk ekskul musik" jelas Alfa. "ooo.. Gitu." jwabku singkat. "Yuki.. Nama yang indah.." puji ku di dalam hati.

Tiba-tiba, suara lembut dari belakang memecahkan obrolanku dengan Alfa. "Alfa, makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan, setelah ini akan makin banyak yang ikut ekskul nanti"."eh, Alfa.. Iya, sama-sama" jawab Alfa. Sambil menunjuk ke arahku, Yuki berkata.. "ngg.. Kamu yang waktu itu kan? Yang aku tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku terburu-buru soalnya.."."eh, iya. Nggak papa kok". Jawabku dengan sedikit grogi. "kenalin, namaku Yuki.." kata Yuki spontan sambil memberi uluran tangannya yang dibarengi dengan senyum yang indah. "aku Za, sudah tahu kok dari Alfa.." responku sambil membalas uluran tangannya. "Hehe.. Kalian sahabatan yah? Atau lebih dari sahabat?" canda Yuki. Belum sempat aku menjawab, Alfa langsung saja menerobos. "bener banget! Kita sering tidur bareng malah"."wah, klop banget! Kalian pasangan yang fenomenal. Hehe.." canda Yuki lagi. "eh, nggak kok. Gue masih normal. Alfa aja tuh yang sering banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di kelas. Bela ku yang tak ingin membuat Yuki menjadi ilfeel. "iya deh.. Percaya percaya.. Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang minat tuh. Daah..?" kata Yuki sambil meninggalkan kerumunan penonton. "daah.." balas kami secara serentak."gile lu! Ngapain pake bongkar kartu segala?" kesal Alfa kepadaku. "yang buka kartu duluan siapa? Kamu kan? Dasar lo bocah mesum!". Ejekku kepada Alfa dan berlalu meninggalkan lapangan menuju ke kelas.

Sungguh, Yuki memang cantik.. Dia berbeda, tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris, supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria.. Mungkin, aku memang telah jatuh cinta kepadanya..

Sudah seminggu setelah hari kenalan ku dengan Yuki. Dan karena kami satu angkatan, kami selalu berbagi dan sharing tentang pelajaran sekolah kami.. Tak ku sia-siakan kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat untuk mengenal Yuki lebih jauh, dan untuk mencari tahu apakah dia memang juga memiliki rasa terhadapku.
"Za, lo suka sama Yuki yah?" tanya Alfa di sela-sela jam pelajaran. "suka? Nggak lah.. Terlalu cepat untuk suka Fa, apalagi minat buat di jadiin pacar.." Sangkalku."yang bener lo?" tanya Alfa. "yang bener lah.." sangkal ku lagi.

Rasa ini tak akan ku umbar kecuali jika Yuki juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan yang ku lihat saat ini Yuki tidak begitu memberi sinyal-sinyal yang sangat nyata..

Untuk yang kesekian kalinya, aku dan Yuki bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan biasanya ngobrol dulu. Kami mulai sedikit akrab, sehingga Yuki juga sudah sering bercanda dan mulai bertanya tentang urusan pribadiku.
"eh, Za. Kamu kok ngomongnya cuma sama aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar kamu mana?" sungguh, pertanyaan Yuki yang satu ini membuatku semakin berharap.. "ngg.. Nggak kok, aku biasa juga sih ngobrol sama yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit memuji. "bisa aja kamu.."

ku mulai langkah awalku, aku akan berkonsultasi kepada Alfa dan meminta sarannya..

Baru ku mulai mencari Alfa, tiba-tiba dia langsung saja muncul dengan ekspresi yang sangat ceria. "Za, gue punya kabar gembira bro.." ucap Alfa. "ee.. Gue juga punya kali.." ucap ku juga yang ingin duluan ngomong. "alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya adalah gue jadian sama Yuki bro.. Gue nggak nyangka banget. Trnyta PDKT dan pengorbanan ku selama ini nggak sia-sia bro.. Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak dia di depan teman-teman sekelasnya. Dan langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau ngomong apa? Cepetan! Habis ini langsung gue traktir lo makan sepuasnya di kantin." jelas Alfa yang ternyata telah jadian dengan Yuki. "wah, keren bro! selamat yah!" responku. "makasih bro.. Nah, sekarang giliran lo yang cerita." pinta Alfa. "eh, nggak jadi bro. Jam ekskul udah selesai. Gue ke kekelas duluan yah?". Alasanku ke Alfa. "yah, nggak asik lo, trus traktirannya?" tanya Alfa lagi. "kapan-kapan aja yah? Gue duluan. Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan Alfa dengan perasaan yang sangat rapuh.

Sungguh, ini mungkin egois. Tapi sangat sedih terasa jika mengingat kembali pengakuan dari Alfa. Aku suka Yuki, dan Alfa telah menjadi pacarnya Yuki,apa yang harus ku lakukan? Mengatakan perasaanku kepada Yuki , tetapi dia sudah menjadi milik orang lain..

Sesampai di rumah, yang ku lakukan hanyalah pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah pergi..
Seandainya jika aku jujur terhadap Alfa tentang perasaanku yang sebenarnya kepada Yuki, mungkin nasibku tak akan semalang ini..

Kini, hari-hari ku lebih banyak dipenuhi dengan kemesraan antara Alfa dan Yuki.. Sakit memang, tetapi aku akan tetap tegar dan bertahan..

Yuki, tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa jika bukan aku yang selalu menemani hari-harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang selalu membuatmu tersenyum..

Aku rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak bisa selalu berada di sampingmu..

Karena, hanya melihatmu tersenyum saja.. Itu sudah cukup..

berbahagialah selalu, Yuki..

Kisah-Kisah Cinta

1. Mengapa Cinta Selalu Berakhir Dengan Kesedihan?
Klik Untuk Baca